Rabu, 09 Mei 2012

Hepatitis D


     Hepatitis D sering dijumpai pada penderita hepatitis B. Mengapa demikian? Jawabnya adalah virus hepatitis D atau VHD ukurannya sangat kecil dan sangat tergantung pada virus hepatitis B atau VHB. VHD membutuhkan selubung VHB untuk dapat menginfeksi sel-sel hati (liver). Tak mengherankan jika cara penularan VHD sama dengan penularan VHB.
      Seseorang dapat terjangkit hepatitis B dan D akut secara bersamaan. Sebagian besar dapat sembuh dengan sendirinya tergantung ketahanan tubuhnya. Penderita hepatitis B kronik dapat terkena hepatitis D akut, dan biasanya hepatitis D nya berubah menjadi kronis. Kasus tersebut dapat juga berkembang menjadi sirosis hati dalam waktu lebih singkat.
    Hepatitis D menular melalui darah yang terinfeksi. Penyakit ini hanya timbul pada orang-orang yang telah terinfeksi dengan hepatitis B sebelumnya. Orang-orang yang berisiko terkena hepatitis D adalah pengguna obat-obatan yang sering memakai jarum suntik bersama-sama. Penderita hepatitis B juga berisiko terkena jika berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi hepatitis D, atau jika mereka tinggal dengan orang yang terinfeksi. Orang yang menerima transfusi darah sebelum bulan Juli 1997 atau faktor pembekuan sebelum 1987, juga berisiko terkena.
    Untuk mencegahnya adalah dengan mencegah terkena hepatitis B, yaitu dengan imunisasi hepatitis B; selain itu dengan menghindari terkena darah yang terinfeksi, jarum yang terkontaminasi, atau barang-barang pribadi penderita (sikat gigi, pisau cukur, gunting kuku). Hepatitis D kronik diterapi dengan interferon alfa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar