Hepatitis D sering dijumpai
pada penderita hepatitis B. Mengapa demikian? Jawabnya adalah virus hepatitis D atau VHD ukurannya
sangat kecil dan sangat tergantung pada virus hepatitis B atau
VHB. VHD membutuhkan selubung VHB untuk dapat menginfeksi sel-sel hati (liver).
Tak mengherankan jika cara penularan VHD sama dengan penularan VHB.
Seseorang
dapat terjangkit hepatitis B dan D akut secara
bersamaan. Sebagian besar dapat sembuh dengan sendirinya tergantung ketahanan
tubuhnya. Penderita hepatitis B kronik dapat terkena hepatitis D akut, dan biasanya hepatitis D nya
berubah menjadi kronis. Kasus tersebut dapat juga berkembang menjadi sirosis
hati dalam waktu lebih singkat.
Hepatitis
D menular melalui darah yang terinfeksi. Penyakit ini hanya timbul pada orang-orang
yang telah terinfeksi dengan hepatitis B sebelumnya. Orang-orang
yang berisiko terkena hepatitis D adalah pengguna obat-obatan yang sering
memakai jarum suntik bersama-sama. Penderita hepatitis B juga berisiko terkena
jika berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi hepatitis D, atau jika
mereka tinggal dengan orang yang terinfeksi. Orang yang menerima transfusi
darah sebelum bulan Juli 1997 atau faktor pembekuan sebelum 1987, juga berisiko
terkena.
Untuk
mencegahnya adalah dengan mencegah terkena hepatitis B, yaitu dengan imunisasi
hepatitis B; selain itu dengan menghindari terkena darah yang terinfeksi, jarum
yang terkontaminasi, atau barang-barang pribadi penderita (sikat gigi, pisau
cukur, gunting kuku). Hepatitis
D kronik diterapi dengan interferon alfa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar