Selasa, 05 April 2011

GAGAL GINJAL

Definisi Ginjal
Ginjal-ginjal memainkan peran-peran kunci dalam fungsi tubuh, tidak hanya dengan menyaring darah dan mengeluarkan produk-produk sisa, namun juga dengan menyeimbangkan tingkat-tingkat elektrolit-elektrolit didalam tubuh, mengontrol tekanan darah, dan menstimulasi produksi dari sel-sel darah merah.
Ginjal-ginjal berlokasi dalam perut ke arah kebelakang, normalnya satu pada setiap sisi dari spine (tulang belakang). Mereka mendapat penyediaan darah mereka melalui arteri-arteri renal secara langsung dari aorta dan mengirim darah kembali ke jantung via vena-vena renal ke vena cava. Istilah "renal" berasal dari nama Latin untuk ginjal.
Ginjal-ginjal mempunyai kemampuan untuk memonitor jumlah cairan tubuh, konsentrasi-konsentrasi dari elektrolit-elektrolit seperti sodium dan potassium, dan keseimbangan asam-basa dari tubuh. Mereka menyaring produk-produk sisa dari metabolisme tubuh, seperti urea dari metabolisme protein dan asam urat dari uraian DNA. Dua produk-produk sisa dalam darah dapat diukur: blood urea nitrogen (BUN) dan creatinine (Cr).
Ketika darah mengalir ke ginjal, sensor-sensor didalam ginjal memutuskan berapa banyak air dikeluarkan sebagai urin, bersama dengan konsentrasi apa dari elektrolit-elektrolit. Contohnya, jika seseorang mengalami dehidrasi dari latihan atau dari suatu penyakit, ginjal-ginjal akan menahan sebanyak mungkin air dan urin menjadi sangat terkonsentrasi. Ketika kecukupan air hadir dalam tubuh, urin adalah jauh lebih encer, dan urin menjadi bening. Sistim ini dikontrol oleh renin, suatu hormon yang diproduksi dalam ginjal yang adalah bagian dari sistim-sistim regulasi cairan dan tekanan darah dari tubuh.
Ginja-ginjal adalah juga sumber dari erythropoietin didalam tubuh, suatu hormon yang menstimulasi susmsum tulang (bone marrow) untuk membuat sel-sel darah merah. Sel-sel khusus didalam ginjal yang memonitor konsentrasi oksigen dalam darah. Jika tingkat-tingkat oksigen jatuh, tingkat-tingkat erythropoietin naik dan tubuh mulai membuat lebih banyak sel-sel darah merah.
Setelah ginjal-ginjal menyaring darah, urin dikeluarkan melalui ureter, suatu tabung yang tipis yang menghubungkannya ke kantong kemih. Ia kemudian disimpan didalam kantong kemih menunggu buang air kecil (kencing), ketika kantong kemih mengirim urin keluar dari tubuh melalui urethra.
Penyebab Gagal Ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi dari suatu situasi akut atau dari persoalan-persoalan kronis.
Pada gagal renal akut, fungsi ginjal hilang secara cepat dan dapat terjadi dari suatu keanekaragaman dari insults pada tubuh. Daftar dari penyebab-penyebab seringkali dikategorikan berdasarkan pada dimana luka telah terjadi.
Penyebab-penyebab Prerenal (pre=sebelum + renal=ginjal) disebabkan oleh penyedian darah ke ginjal yang berkurang. Contoh-contoh dari penyebab-penyebab prerenal adalah:
  • Hypovolemia (volume darah yng rendah) disebabkan oleh kehilangan darah.
  • Dehidrasi dari kehilangan cairantubuh (muntah, diare, berkeringat, demam).
  • Pemasukan cairan yang sedikit sekali.
  • Obat, contohnya, diuretics ("water pills") mungkin menyebabkan kehilangan air yang berlebihan.
  • Kehilangan penyedian darah ke ginjal disebabkan oleh halangan dari arteri atau vena renal.
Penyebab-penyebab renal (kerusakan secara langsung pada ginjal sendiri) termasuk:
  • Sepsis: Sistim imun tubuh ditaklukan oleh infeksi dan menyebabkan peradangan dan penutupan/penghentian dari ginjak-ginjal. Ini biasanya tidak terjadi dengan infeksi-infeksi saluran kencing.
  • Obat-Obat: Beberapa obat-obat adalah beracun untuk ginjal, termasuk obat-obat antiperadangan nonsteroid seperti ibuprofen dan naproxen. Yang lain-lain adalah antibiotik-antibiotik seperti aminoglycosides [gentamicin (Garamycin), tobramycin], lithium (Eskalith, Lithobid), obat-obat yang mengandung iodine seperti yang disuntikan untuk studi-studi radiologi dengan dye (zat pewarna).
  • Rhabdomyolysis: Ini adalah suatu situasi dimana ada penguraian otot yang signifikan didalam tubuh, dan produk-produk degenerasi (kemerosotan) dari serat-serat otot menyumbat sistim penyaringan dari ginjal-ginjal. Sering terjadi karena trauma dan luka-luka yang menghancurkan, ia juga dapat disebabkan oleh beberapa obat-obat yang digunakan untuk merawat kolesterol yang tinggi.
  • Multiple Myeloma
  • Acute glomerulonephritis atau peradangan dari glomeruli, sistim penyaringan dari ginjal-ginjal. Banyak penyakit-penyakit dapat menyebabkan peradangan ini termasuk systemic lupus erythematosus, Wegener's granulomatosis, dan Goodpasture syndrome.
Penyebab-penyebab post renal (post=setelah + renal= ginjal) disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi pengaliran urin:
  • Halangan/rintangan dari kantong kemih atau ureters dapat menyebabkan tekanan balik ketika tidak ada tempat untuk urin pergi ketika ginjal-ginjal melanjut bekerja. Ketika tekanan cukup meningkat, ginjal-ginjal menutup.
  • Prostatic hypertrophy atau kanker prostat mungkin menghalangi urethra dan mencegah kantong kemih mengosongkan diri.
  • Tumor-tumor didalam perut yang mengelilingi dan menghalangi ureter-ureter.
  • Batu-batu ginjal
Gagal ginjal (renal) yang kronis berkembang melalui waktu berbulan-bulan dan bertahun-tahun. Penyebab-penyebab yang paling umum dari gagal renal kronis dihubungkan pada:
  • Diabetes yang terkontrol dengan buruk
  • Tekanan darah tinggi yag terkontrol dengan buruk
  • Chronic glomerulonephritis
Penyebab-penyebab yang lebih tidak umum:
Gejala-Gejala Gagal Ginjal
  • Pada permulaan, gagal ginjal mungkin adalah asymptomatic (tidak menghasilkan gejala-gejala apa saja). Ketika fungsi ginjal berkurang, gejala-gejala dihubungkan dengan ketidakmampuan mengatur keseimbangan-keseimbangan air dan elektrolit-elektrolit, untuk mengeluarkan produk-produk sisa dari tubuh, dan memajukan produksi sel darah merah. Kelesuan, kelemahan, sesak napas, dan pembengkakan umum mungkin terjadi. Keadaan-keadaan mengancam nyawa yang tidak dikenali atau tidak dirawat dapat berkembang.
  • Metabolic acidosis, atau peningkatan asam dari tubuh yang disebabkan oleh ketidakmampuan menghasilkan bicarbonate, akan mengubah metabolisme enzim dan oksigen, menyebabkan gagal organ.
  • Ketidakmampuan untuk mengeluarkan potassium dan tingkat-tingkat potassium yang naik didalam serum (hyperkalemia) dihubungkan dengan gangguan-gangguan irama jantung yang fatal atau aritmia.
  • Tingkat-tingkat urea yang naik didalam darah (uremia) dapat mempengaruhi fungsi dari banyak organ-organ yang berkisar dari otak (encephalopathy) dengan perubahan dari pemikiran, ke peradangan dari lapisan jantung (pericarditis), ke fungsi otot yang berkurang karena tingkat-tingkat kalsium yang rendah (hypocalcemia).
  • Kelemahan keseluruhan dapat terjadi disebabkan oleh anemia, suatu jumlah sel darah merah yang berkurang, karena tingkat-tingkat yang rendah dari erythropoietin tidak menstimulasi secara tepat sumsum tulang (bone marrow). Suatu pengurangan dalam sel-sel merah sama dengan suatu pengurangan kapasitas mengangkut oksigen dari darah, berakibat pada penyerahan oksigen yang berkurang pada sel-sel untuk mereka melakukan pekerjaan; oleh karenanya, tubuh lelah dengan secara cepat. Begitu juga, dengan oksigen yang lebih sedikit, sel-sel lebih siap menggunakan metabolisme anaerobic (an=tanpa + aerobic=oksigen) menjurus pada jumlah-jumlah produksi asam yang meningkat yang tidak dapat ditanggapi oleh ginjal-ginjal yang telah gagal.
  • Ketika produk-produk sisa mengumpul didalam darah, kehilangan nafsu makan, kelesuan, dan kelelahan menjadi nyata. Ini akan maju ke titik dimana fungsi mental akan berkurang dan koma mungkin terjadi.
  • Karena ginjal-ginjal tidak dapat menanggapi beban asam yang naik didalam tubuh, bernapas menjadi lebih cepat ketika paru-paru mencoba untuk menyangga keasaman dengan membuang (menghembus keluar) karbondioksida. Tekanan darah mungkin naik karena kelebihan cairan, dan cairan ini dapat menumpuk di paru-paru, menyebabkan gagal jantung kongesti (congestive heart failure).
CUCI DARAH
Cuci darah atau Hemodialisis adalah suatu proses penyaringan darah yang dilakukan oleh mesin. Kapan dan kenapa harus dilakukan ? Cuci darah biasanya dilakukan pada penderita yang mengalami gagal ginjal. Jadiproses Cuci darah itu dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah rusak.
Fungsi ginjal yang utama adalah menyaring darah kotor atau darah yang sudah tercampur oleh sisa metabolisme tubuh. Hasil dari saringan tadi dikeluarkan melalui urine atau air seni. Sedangkan darah yang sudah bersih setelah disaring tadi dikembalikan ke tubuh. Bila ginjal tadi rusak, otomatis sisa metabolisme dan air tidak dapat dikeluarkan dari tubuh dan bila mencapai kadar tertentu sisa metabolisme itu dapat meracuni tubuh sampai mengakibatkan kerusakan jaringan yang akhirnya dapat menimbulkan kematian. Jadi kalau sudah mengalami gagal ginjal atau ginjalnya rusak diperlukanproses Cuci darah tadi.
Pada cuci darah ini fungsi ginjal digantikan oleh mesin, darah yang berasal dari pembuluh darah dimasukkan ke dalam selang kecil yang terhubung dengan mesin tadi atau disebut Dializer. Didalam Dializer ini darah akan mengalami penyaringan yang dilakukan oleh membran, sampah hasil saringan ini akan dicampur dengan larutan yang disebut dialisat, dan dibuang untuk selanjutnya diganti dengan cairan dialisat yang baru. Kemudian darah yang sudah disaring dan bersih dimasukkan ke dalam tubuh kembali. Meskipunproses ini mempunyai fungsi seperti ginjal tetapi hanya bisa menggantikan fungsi ginjal normal sebesar 10 % saja.
Untuk gagal ginjal akut, biasanya dilakukan cuci darah sambil menunggu perbaikan fungsi ginjalnya, sedangkan untuk gagal ginjal kronik, harus dilakukan terus menerus, biasanya 3 kali seminggu dan setiap kaliproses berlangsung sekitar 3-5 jam. Yang harus dipikirkan adalah biayanya yang cukup besar dan mempunyai efek samping yang cukup banyak seperti tekanan darah rendah, pembekuan darah, infeksi, sakit kepala, mual, muntah, anemia, kram otot, dan detak jantung tidak teratur. Alternatif lain bagi penderita gagal ginjal kronik adalah melakukan cangkok ginjal apabila tidak ingin melakukan cuci darah terus menerus, tetapiproses pencangkokan ginjal ini sangat rumit sekali dan yang pasti memakan biaya yang besar sekali, karena itu sayangilah ginjal anda dan jagalah selalu agar tetap sehat.

SPERMATOGENESIS DAN SPERMA

Sperma dikenal sebagai sel kelamin yang dihasilkan oleh organ kelamin jantan. Proses pembentukannya disebut spermatogenesis. Terjadi prolehan proses pembentukan serta perubahan struktur yang fungsional melalui perkembangan sel germa hingga menjadi spermatozoa yang meliputi
1.      Spermatogonium, biasanya terletak di tepi tubulus seminiferus
2.      Spermatosist primer
3.      Spermatosist sekunder
4.      Spermatid, berukuran relatif lebih kecil dan mempunyai bakal tudung di bagian tudung inti
5.      Spermatozoa, sudah memiliki bagian kepala serta ekor yang panjang
Spermatozoid atau sel sperma atau spermatozoa (berasal dari Bahasa Yunani Kuno yang berarti benih dan makhluk hidup) adalah sel dari sistem reproduksi jantan. Sel sperma akan membentuk zigot. Zigot adalah sebuah sel dengan kromosom lengkap yang akan berkembang menjadi embrio. Peran aktif spermatozoon sebagai gamet jantan sehingga penting pada keberhasilan munculnya individu baru oleh karena itu di dalam reproduksi sering diperlukan adanya standar kualitas spermatozoa. Analisis sperma yang dimaksud meliputi pemeriksaan jumlah milt yang dapat distriping dari seekor ikan jantan masak kelamin, kekentalan sperma, warna, bau, jumlah spermatozoa mati, motilitas (bila mungkin kemampuan gerak per menit) dan morfologi (ukuran dan bentuk kepala, ukuran ekor, berbagai penyimpangan, ada tidaknya akrosoma).
Sperma adalah sel yang diproduksi oleh organ kelamin jantan dan bertugas membawa informasi genetik jantan ke sel telur dalam tubuh betina. Spermatozoa berbeda dari telur yang merupakan sel terbesar dalam tubuh organisme adalah gamet jantan yang sangat kecil ukurannya dan mungkin terkecil. Spermatozoa secara struktur telah teradaptasi untuk melaksanakan dua fungsi utamanya yaitu menghantarkan satu set gen haploidnya ke telur dan mengaktifkan program perkembangan dalam sel telur .
Secara struktur spermatozoa dicirikan sebagai sel yang “terperas”, sangat sedikit sekali kandungan sitoplasmanya. Spermatozoa memiliki organel-organel yang sangat sedikit dibandingkan sel lainnya. Spermatozoa tidak memiliki ribosom, retikulum endoplasmik dan golgi. Sebaliknya spermatozoa memiliki banyak sekali mitokondria yang letaknya sangat strategis untuk pengefisiensian energi yang diperlukan. Secara struktur ada dua bagian yaitu kepala dan ekor
Kepala spermatozoa bentuknya bervariasi. Isinya adalah inti (di dalamnya terkandung material genetik) haploid yang berupa kantong berisi sekresi-sekresi enzim hidrolitik. Spermatozoa yang kontak dengan telur, isi akrosomnya dikeluarkan secara eksositosis yang disebut dengan reaksi akrosom.
Ekor sperma terdiri atas tiga bagian yaitu middle piece, principal piece dan end piece. Ekor ini berfungsi untuk pergerakan menuju sel telur. Ekor yang motil itu pada pusatnya sama seperti flagellum memiliki struktur axoneme yang terdiri atas mikrotubul pusat dikelilingi oleh Sembilan doblet mikrotubul yang berjarak sama satu dengan yang lainnya. Daya yang dihasilkan mesin ini memutar ekor bagaikan baling-baling dan memungkinkan sperma meluncur dengan cepat. Keberadan mesin pendorong ini tentunya membutuhkan bahan bakar yang paling produktif yaitu gula fruktosa yang telah tersedia dalam bentuk cairan yang melingkupi sperma.
Struktur sperma sesuai dengan fungsinya untuk menembus sel telur. Bagian kepala berbentuk oval merupakan sel berinti besar dengan dengan sedikit sitoplasama, membran bagian ujung depan tredapat selubung tebal disebut akrosom yang mengandung enzim healuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus pelindung sel telur. Dibelakang kepala disebut badan sperma terdapat mitokondria berbentuk spiralm dan berukuran besra, berfungsi sebagai penyedia ATP/energi untuk pergerakan ekor yang berupa pergerakan flagel. Diantara sel-sel yang sedang mengalami spermatogenesis dalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel sertoli yang berfungsi sebagai penyedia nutrien dan mengatur proses spermatogenium (Anonim, 2007; 1).
Spermatogenesis adalah peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone (Wildan yatim, 1990). Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu
1. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit I (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I yang kemudian diikuti dengan meiosis II. Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan sesame lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa masak. Dua spermatozoa akan membawa kromosom penentu jenis kelamin wanita “X”. Apabila salah satu dari spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka pola sel somatik manusia yang 23 pasang kromosom itu akan dipertahankan. Spermatozoa masak terdiri dari :
o  Kepala (caput), tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya, tetapi juga ditutup oleh akrosom yang mengandung enzim hialuronidase yang mempermudah fertilisasi ovum.
o  Leher (servix), menghubungkan kepala dengan badan.
o Badan (corpus), bertanggungjawab untuk memproduksi tenaga yang dibutuhkan untuk motilitas.
o Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas defern dan ductus ejakulotorius.

OVARIUM

Ovarium pada hewan betina bertugas untuk menghasilkan sel telur. Pada kebanyakan hewan betina, bakal sel telur (germ sel) akan mengalami proses mitosis menjadi oogonia, proses ini berlangsung pada usia yang sangat dini (pada mamalia terjadi sebelum lahir). Hasil mitosis yang dikenal sebagai oosist akan memasuki tahap pembelahan secra meiosis. Tahap meiosis awal ini akan terhenti hingga masaa tertentu umntuk kemudian dilanjutkan jika hewan tersebut memasuki masa pubertas. Masa pematangan oosit akan dilanjutkan hingga terjadnya masa ovulasi dan dan tahap meiosis pertama selesai. Tahap meiosis kedua akan dituntaskan dan jika sel telur berhasil dibuahi oleh sperma. Jika proses pembuahan tidak terjadi, maka tahap meiosis kedua tidak akan dituntaskan dan sel telur yang belum sempurna tetap pembelahannya akan luruh.
Semua proses tadi berlangsuing didalam ovarium pada saluran telur. Pada proses pematangan sel telur, yaitu pada saat oosit mengalami tahap meiosis yang pertama, tentunya banyak dbutuhkan banyak nutrisi serta zat kimia lain. Semu kebutuhan tersebut dipenuhi oleh sel-sel somatis baik yang berada disekitar sel telur, maupoun yang berada jauh deri sel telur. Sel-sel somatis yang terleak di sekitar sel telur dikenal dengan sel folikel (halper sel). Sel folikel ini selain bertugas mengurus kebutuhan sel telur, juga memberikan perlindungan kepada sel telur dengan cara membentuk selput sel telur. Jumlah sel folikel yang megelilingi sel telur biasa digunakan untuk menentukan usia dari sel elur tersebut, sehingga dapat pula diramalkan kapan ovulasi akan berlangsung.
Selain sel folikel yang membantu menyediakan nutrisi bagi sel telur, sel-sel dari jaringan kelnjar pencernaan induk juga menyediakan stok nutrisi berupa protein, karbohidrat, dan lemak yang dikenal sebagai yolk. Pengiriman yolk dari jaringan pencernaan induk ke ovarium biasanya mel;alui aliran darah. Yolk ini sangat diperlukan terutama oleh hewan-hewan yang bertelur, yaitu hewan yang proses perkembangan embrionya berlangsung terpisah dari tubuh induknya. Pada hewan-hewan tresebut biasanya yolk diakumulasikan dalam jumlah yang banyak untuk mencukupi kebutuhan selama perkembangan embrio berlangsung.
.
Berdasarkan banyaknya yolk maka sel telur dari beberapa spesies dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu 1) sel telur yang mengandung banyak yolk dan tertimbun pada salah satu area yang disebut polylesithal. Keadaan ini dijumpai pada sel telur dari bangsa unggas dan sel reptil. Perkembangan zygot dari sel telur jenis ini dari telur sampai menjadi anak berada dalam sel telur dan sama sekali tidak mendapatkan makanan dari induknya, karena persediaan makanan (yolk) dapat mencukupi kebutuhan bakal anak tersebut, 2) sel telur yang mengandung cukup banyak yolk dan tersebar, tetapi banyak yang tertimbun di daerah vegetal dan sel telur ini disebut mesolesithal, keadaan ini pada sel telur dari bangsa amphibia dan pisces. Sel-sel telur yang dikeluarkan dari induknya masih belum mengalami fertilisasi, karena itu sekali pun sel-sel telur itu telah dikeluarkan dari tubuh induknya, tidak akan dapat berkembang menjadi individu baru sebelum mengalami fertilisasi dan 3) sel telur yang sedikit sekali atau hampir tidak mengandung yolk disebut oligolecithal. Keadaan ini dijumpai oleh sel telur dari bangsa mamalia dan manusia. Oleh karena keadaan yolknya demikian, maka perkembangan embrio sangat memerlukan jaminan dari induknya. Karena itu, perkembangan embrio dari bangsa ini berada didalam kandungan induk. Setelah berada dalam beberapa waktu tertentu induknya melahirkan. Kecuali pada Amphioxus, sebagai hewan pantai yang sedikit mengandung yolk pada sel telurnya.
Berdasarkan penyebaran yolk dalam sel telur, maka dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu: 1) sel telur tipe Isolecithal adalah sel telur yang mengandung yolk tersebar merata. Hal ini dapat dijumpai pada sel telur mamalia, 2) sel telur tipe Centrolecithal adalah sel telur yang mengandung yolk terkonsentrasi atau berkumpul di bagian tengah sel telur. Hal ini dapat dijumpai pada sel telur arthropoda dan 3) sel telur tipe Telolecithal adalah sel telur yang mengandung yolk berkumpul di salah satu kutub sel telur. Hal ini dapat dijumpai pada sel telur unggas.
Jumlah serta penyebaran yolk bisa digunakan untuk mengelompokan ini lahirlah isolestal, mesolistal, sentrolestal, dan megalesital

Sel telur pada berbagai jenis hewan mempunyai keragaman dalam hal diameter serta volumenya. Sel telur manusia berdiameter 1 mm, pada hiu diameter mencapai 6cm, sedangakn pada ostrich 8 cm.

SIKLUS ESTRUS

Mencit (Mus musculus) tergolong hewan mamalia yang sering digunakan pada percobaan- percobaan di laboratorium embriologi, pada percobaan yang memerlukan proses perkawinaan perlu diketahui saat yang tepat untuk mengawinkan agar fertilisasi berhasil. Mencit dewasa yang siap kawin yang berumur 6-8 minggu . Pada binatang betina yang memiliki siklus estrus (Mencit, kucing, anjing, marmot dan babi) waku yang tepat untuk mengawinkan yaitu pada salah satu fase siklus estrus (Fase birahi).
Panjang siklus estrus pada mencit betina antara 4-5 hari. Siklus estrus terbagi atas empat fase yaitu proestrus, estrus, meta estrus, dan di estrus. Setiap fase estrus dapat diketahui dengan membuat preparat apusan vagina. Ciri-ciri pengenal setiap fase adalah sebagai berikut:

1)      Pro-estrus, bentuk sel epitel bulat dan berinti, leukosit tidak ada atau sedikit.
               Pada fase proestrus ovarium terjadi pertumbuhan folikel dengan cepat menjadi folikel pertumbuhan tua atau disebut juga dengan folikel de Graaf. Pada tahap ini hormon estrogen sudah mulai banyak dan hormon FSH dan LH siap terbentuk. Pada apusan vaginanya akan terlihat sel-sel epitel yang sudah tidak berinti (sel cornified) dan tidak ada lagi leukosit. Sel cornified ini terbentuk akibat adanya pembelahan sel epitel berinti secara mitosis dengan sangat cepat sehingga inti pada sel yang baru belum terbentuk sempuna bahkan belum terbentuk inti dan sel-sel baru ini berada di atas sel epitel yang membelah, sel-sel baru ini disebut juga sel cornified (sel yang menanduk).

2)      Estrus,sel epitel menanduk (kornifikasi) sangat banyak. Sel epitel dengan inti bergenerasi.
            Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang berarti “kegilaan” atau “gairah” (Campbell et al, 2004), hipotalamus terstimulasi untuk melepaskan gonadotropin-releasing hormone (GRH). Estrogen menyebabkan pola perilaku kawin pada mencit, gonadotropin menstimulasi pertumbuhan folikel yang dipengaruhi follicle stimulating hormone (FSH) sehingga terjadi ovulasi (Gilbert, 2006). Kandungan FSH ini lebih rendah jika dibandingkan dengan kandungan luteinizing hormone (LH) maka jika terjadi coitus dapat dipastikan mencit akan mengalami kehamilan. Pada saat estrus biasanya mencit terlihat tidak tenang dan lebih aktif, dengan kata lain mencit berada dalam keadaan mencari perhatian kepada mencit jantan. Fase estrus merupakan periode ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan, mencit jantan akan mendekati mencit betina dan akan terjadi kopulasi. Mencit jantan melakukan semacam panggilan ultrasonik dengan jarak gelombang suara 30 kHz – 110kHz yang dilakukan sesering mungkin selama masa pedekatan dengan mencit betina, sementara itu mencit betina menghasilkan semacam pheromon yang dihasilkan oleh kelenjar preputial yang diekskresikan melalui urin. Pheromon ini berfungsi untuk menarik perhatian mencit jantan. Mencit dapat mendeteksi pheromon ini karena terdapat organ vomeronasal yang terdapat pada bagian dasar hidungnya (Anonim, 2009 A). Pada tahap ini vagina pada mencit betinapun membengkak dan berwarna merah. Tahap estrus pada mencit terjadi dua tahap yaitu tahap estrus awal dimana folikel sudah matang, sel-sel epitel sudah tidak berinti, dan ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran uterus maksimal, tahap ini terjadi selama 12 jam. Lalu tahap estrus akhir dimana terjadi ovulasi yang hanya berlangsung selama 18 jam. Jika pada tahap estrus tidak terjadi kopulasi maka tahap tersebut akan berpindah pada tahap matesterus ( A.Tamyis, 2008).
3)      Meso estrus, sel epitel menanduk dan leujkosit banyak.
            Pada tahap metestrus birahi pada mencit mulai berhenti, aktivitasnya mulai tenang, dan mencit betina sudah tidak reseptif pada jantan. Ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran yang paling kecil karena uterus menciut. Pada ovarium korpus luteum dibentuk secara aktif, terdapat sel-sel leukosit yang berfungsi untuk menghancurkan dan memakan sel telur tersebut. Fase ini terjadi selama 6 jam. Pada tahap ini hormon yang terkandung paling banyak adalah hormon progesteron yang dihasilkan oleh korpus leteum (A.Tamyis, 2008).
4)      Di estrus, sel epitel yang beerinti sedikit, leukosit banyak dan terdapat lender.
            Tahap selanjutnya adalah tahap diestrus, tahap ini terjadi selama 2-2,5 hari. Pada tahap ini terbentuk folikel-folikel primer yang belum tumbuh dan beberapa yang mengalami pertumbuhan awal. Hormon yang terkandung dalam ovarium adalah estrogen meski kandungannya sangat sedikit. Fase ini disebut pula fase istirahat karena mencit betina sama sekali tidak tertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan terlihat banyak sel epitel berinti dan sel leukosit. Pada uterus terdapat banyak mukus, kelenjar menciut dan tidak aktif, ukuran uterus kecil, dan terdapat banyak lendir (A.Tamyis, 2008).

      Macam-macam bentuk sel pad apusan vagina dapat dibedakan dengan memperhatikan cirri-ciri sebagai berikut:
1)      Sel epitel, bentuk bulat, lonjong, atau polygon. Sitoplasma banyak dengan inti terletak di tengah
2)      Sel epitel menanduk, sel yang paling besar pada apusan vagina. Bentuk sel pipih dengan tepi tidak rata dan tidak berinti.
3)      Sel leukosit, ukuran sel kecil dan bentuk nucleus polimorfi.
                  Pada hewan primate termasuk manusia, siklus refroduksi tidak disebut siklus estrus tapi dinamakan siklus menstruasi. Pada hewan yang mengalami siklus  estrus, mak perubahan struktur tidak hanya pada organ vagina tetapi pada juga pada ovariium dan uterus. Oleh karena itu terdapat siklus vagina, siklus estrus dan siklus ovarium yang saling berhubungan. Disamping itu pula siklus estrus diatur oleh hormone-hormon gonadotropin, estrogen dan pregosteron

GASTROSKISIS

Gastroskisis adalah situasi yang muncul lantaran kegagalan pembentukan organ pencernaan semasa janin masih di dalam kandungan. Rongga perut terlalu sempit serta ada jendela terbuka di kanan pusar janin-panjang celah sekitar 3 sentimeter-yang membuat usus terburai keluar. Sebagian usus, terkadang juga separuh lambung, yang terjuntai jadi terendam air ketuban di rahim sang ibu
Bayi yang seperti itu  memiliki kelainan conginetal, yakni kelainan bawaan sejak lahir akibat kelainan kromosom, yang seringkali terjadi pada hubungan sedarah. Karenanya pula sebagai antisipasi agar tidak ada kasus serupa, hubungan atau perkawinan dengan orangorang yang masih ada hubungan darah atau keluarga sangat dilarang.
Untuk mengoperasi bayi yang mempunyai kelainan seperti itu, bisa dioperasi, namun biaya operasi cukup, sekitar Rp750 juta hingga Rpl miliar. Dari berbagai artikel yang saya baca tidak ada penjelasan tentang perut buatan hanya bayi dioperasi secara garis besar. Bayi seperti ini tak sanggup bertahan lama, paling banter hanya dua minggu. Tapi menurut saya bayi yang mempunyai kelainan seperti itu tidak bisa digantikan oleh perut buatan, karena penyakit ini tidak hanya memperbaiki dinding perutnya juga tapi memperbaiki organ internalnya juga. Karena pada saat operasi dokter hanya memasukan dan menempatkan lagi bagian organ dalam yang berada diluar dan sebelum terjadi operasi, bayi tersebut perutnya hanya ditutup kasa dan mengisolasi bayi di incubator, untuk menghindari kontak langsung dengan orang luar. Kondisi bayi seperti itu sangat rentan serangan penyakit. Secara umum kondisi bayi yang baru lahir memang lemah. Untuk lebih jelasnya dibawah ini dibahas sedikit masalah  proses operasi dan apa yang harus dilakukan apabila kita menemukan kelainan seperti iti dan cara antisifasinya.
Sejauh ini para ahli belum mengetahui penyebab kekacauan organogenesis (pembentukan organ) pencernaan ini. Mungkin saja sang ibu mengonsumsi obat atau jamu yang berlebihan semasa trimester pertama kehamilan. Ada pula dugaan bahwa usia ibu yang terlalu belia turut mempengaruhi munculnya gastroskisis. Tapi semua dugaan ini pun belum mendapatkan landasan bukti kukuh.
Pertanda gastroskisis,  bisa dideteksi dengan alat ultrasound sejak kehamilan berusia 14 minggu. Alat ultrasound ini juga sanggup mendeteksi ukuran celah dinding perut yang akan terjadi dan seberapa banyak usus yang akan terburai keluar. Begitu seorang ibu dipastikan mengandung bayi gastroskisis, pemeriksaan rutin dan intensif amat dibutuhkan. Sorotan terutama ditujukan untuk melihat apakah paru-paru si bayi berkembang normal. Jika paru-paru relatif normal, pada kehamilan 36 minggu, dokter segera bersiap melakukan operasi bedah caesar. Proses persalinan biasa tidak dianjurkan karena risiko adanya infeksi kuman saat bayi melewati jalur pintu lahir normal. Langkah pertama, bayi dibungkus dengan plastik silikon atau kertas timah untuk mencegah penguapan cairan dari bagian tubuh yang terbuka. Kemudian, dalam rentang 12 sampai 24 jam, operasi mutlak dilakukan. Tak boleh buang waktu, apalagi sampai mengulur tiga hari seperti yang dialami Gisela. Ketika operasi usai, pemantauan kondisi bayi tak boleh surut. Berbagai kelainan, misalnya kekurangan vitamin dan mineral, pencernaan tak normal, dan kesulitan bernapas harus diantisipasi dengan baik agar si bayi sangup melewati masa kritis. Menurut catatan James Glasser, ahli bedah anak di University of Southern Carolina, AS, penanganan pasca-operasi yang baik saat ini telah menggenjot kesempatan hidup bayi gastroskisis sampai 90 persen. Sebagai perbandingan, pada 1960-an, harapan hidup bagi mereka hanya sampai 60 persen. Persoalannya, untuk bayi gastroskisis, melampaui masa kritis saja belum cukup. Sepanjang hidup, dan bila sanggup mencapai dewasa, mereka tak boleh jauh dari pusat perawatan medis. Setiap saat mereka bisa menuai problem kesehatan yang serius. Maklum, organ internalnya sudah tak sempurna sedari awal.

Kelas Hepatycopsida (Lumut Hati)

Pendahuluan

  • Hepaticopsida berasal dari kata hepatica yang artinya hati, sehingga lumut ini dikenal dengan nama lumut hati  
  • Lumut hati merupakan tumbuhan yang kurang menarik dibandingkan dengan lumut daun 
  • Anggota lumut ini diperkirakan mencapai 6000 spesies.
  • Tempat yang paling cocok bagi lumut hati adalah hutan tropis.   
  •  Siklus hidup lumut hati sangat mirip dengan siklus hidup lumut daun.    
  •  Sebagian besar lumut hati tubuhnya tipis seperti kulit, yang tumbuh memipih rata diatas medium penunjangnya (air tenang atau tanah basah).
  
Ciri-ciri umum
  •  Gametofit berwarna hijau, pipih dorsiventral, menempel pada tanah dengan rizoid
  • Struktur talus ada yang berupa lembaran dan ada yang sudah dibedakan atas bagian yang menyerupai batang dan daun-daun.
  • Sporofit tidak mempunyai sel-sel yang mengandung kloroplas, terdiri atas bagian kaki, tangkai (seta) dan kapsul spora. Tetapi ada golongan lumut hati yang primitif, bagian kaki dan seta ini tidak ada.
  • Dalam kapsul spora berisi jaringan arkespora yang mana sel – sel arkeospora akan membelah menjadi sel – sel induk spora dan sel-sel yang panjang, lunak dan mempunyai penebalan berbentuk spiral namanya elatera. 
  • Sel-sel induk spora melalui pembelahan reduksi akan membentuk spora. Spora yang berkecambah hanya berkembang menjadi suatu buluh yang pendek atau boleh dikatakan lumut hati tidak membentuk protonema. 
  • Sebagia besar mempunyai sel-sel yang mengandung minyak.
  • Tubuhnya mempunyai struktur yang higromof, untuk lumut yang tumbuh pada tempat yang kelembapannya tinggi.
  • Tubuhnya mempunyai struktur yang xeromorf, untuk lumut yang tumbuh pada tempat yang kering.
  •  Golongan yang tidak mempunyai klorofil, yaitu marga Crypthallus dan hidup sebagai saprofit.
 
Cara Berkembang biak
  1. Seksual
apabila terjadi persatuan antara gamet jantan dan gamet betina maka akan terjadi sporofit yang akan membentuk banyak spora.
  1. Aseksual
a.       Fragmentasi
b.      Pembentukan kuncup eram (gemma)
c.       Pembentukan tunas cabang
d.      Pembentukan umbi (tuber)
e.       Penebalan pada ujung talus
f.       Daya regenerasi

Klasifikasi Hepaticoda
Berdasarkan perbedaan struktur vegetatif dan stuktur produktifnya, Hepaticopsida dibagi menjadi 4 bangsa, yaitu: 
  1. Bangsa Marchantiales
  2. Bangsa Sphaerocarpales
  3. Bangsa Yungermanniales
  4. Bangsa Calobryales

1. Bangsa Marchantiales
l  Ciri-cirinya:
ü  Gametofitnya berupa talus sederhana, bentuknya seperti pita bercabang menggarpu, tumbuh mendatar, melekat pada alas dengan rhizoid.
ü  Gametangium letaknya tenggelam di dalam talus.
ü  Sporofit ada yang hanya terdiri atas kapsul saja dan ada yang terdiri atas kaki, seta dan kapsul.
ü  Dinding kapsul hanya terdiri atas satu lapis sel.
ü  Dalam pertumbuhannya, Marchantia mengalami dua fase, yaitu fase gametofit dan fase sporofit.
ü  Lembaran daun bercabang-cabang, ditengahnya ada “urat daun”.
ü  Permukaan atas lebih hijau dibanding dengan permukaan bawahnya.
ü  Epidermis daunnya mengandung klorofil.
l  Klasifikasinya
ü  Suku Ricciaceae
ü  Suku Corsiniaceae
ü  Suku Targioniaceae
ü  Suku Marchantiaceae
ü  Suku Monocleaceae
ü  Suku Monocarpaceae

l  Suku Ricciaceae
Merupakan bangsa Marchantiales yang paling sederhana adalah suku Ricciaceae dengan ciri-ciri:
ü  Sporofit hanya terdiri atas bagian kapsul saja dan terdapat di dalam jaringan talus.
ü  Tidak ada pelepasan spora, maka hanya dapat tersebar setelah jaringan sekelilingnya rusak.
ü  Jaringan penyusun talus (gametofit) dibedakan atas bagian dorsal dan ventral.
ü  Arkespora hanya membentuk spora saja, jadi tidak ada elatera.
ü  Suku ini memuat 3 marga, yaitu:
      - Tesselina
      - Ricciocarpus
- Riccia
Dari ke tiga marga tersebut, marga yang paling besar yaitu Riccia.

l  Suku Marchantiaceae
 Suku ini lebih maju tingkat perkembangnnya daripada Ricciaceae.
            Suku ini mempunyai ciri-ciri, yaitu:
ü  pada gametangiumnya yang terdapat pada suatu penyangga atau gametangiofor, sporofitnya terdiri atas bagian kaki, seta, dan kapsul. Sel-sel arkhespora kecuali membentuk spora juga elatera.
ü  Gametofit berupa talus berbentuk seperti pita, agak tebal, berdaging, bercabang menggarpu dan mempunyai suatu rusuk tengah yang tidak begitu jelas menonjol.
ü  Mempunyai pendukung gametangium, yaitu gametangium jantan (anteridiofor) dan gametangium betina (arkegoniofor).
ü  Anteridiofor menyerupai suatu tangkai dengan ujung seperti cakram yang betoreh. Pada sisi atas cakram terdapat ruang-ruang berbentuk botol yang berisi anterimidium dan bermuara pada permukaan atas dengan sebuah lubang kecil.
ü  Arkegoniofor berakhir dengan suatu badan berbentuk bintang. Segi-segi bintang biasanya berjumlah 9, tepinya melipat ke bawah. 
ü  Pembuahan berlangsung dalam cuaca hujan, maka cairan yang mengandung spermatozoid terlempar dari anteridiofor ke arkegoniofor.

2. Bangsa Yungermanniales
l  Ciri-cirinya:
Ø  Gametofit yang masih sederhana,
Ø  Talus berbentuk pita, sempit dan bercabang menggarpu, ada pula yang rusuk tengah talusnya telah memberi kesan seperti batang dengan bagian talus ke samping menyerupai daun.
Ø  Gametofit yang lebih maju mempunyai batang yang bercabang dan daun yang tumbuh dorsivental.
Ø  Tidak didapatkan mulut kulit.
Ø  Perkebangan Yungermanniales yang tubuhnya berupa talus sederhana diliputi oleh involukrum, sedang yang tubuhnya menyerupai batang dengan daun-daun, arkegoniumnya dikelilingi oleh daun-daun periketium atau periatium bila tepinya saling berlkatan. Anteridium juga dikelilingi oleh daun-daun, namanya perigonium.

l  Berdasarkan duduknya sporogonium, Yungermanniales dibedakan atas 2 anak bangsa, yaitu:
    1. Metzgerinae (Anacrogynae)
    2. Yungermanninae (Acrogynae)

2.1 Metzgerinae (Anacrogynae)
v  Talusnya masih sederhana, bentuknya seperti pita dan dorsiventral. Sporofit terletak di sisi dorsal dari talus dan diliputi oleh involukrum. Anak bangsa ini memuat 7 suku, yaitu:
1.      Suku Riccardiaceae
2.      Suku Pelliaceae
3.      Suku Teubiaceae
4.      Suku Fossombroiaceae
5.      Suku Blasiaceae
6.      Suku Pallaviciniaceae
7.      Suku Metzgeriaceae



l  Suku Pelliaceae
            Mempunyai ciri- ciri, yaitu:
ü  Gametofit merupakan talus yang sederhana, dorsiventral, bercabang menggarpu, mempunyai rusuk tengah.
ü  Jaringan yang menyusun talus terdiri dari sel-sel parenkimatis, tidak ada diferensiasi jaringan.
ü  Sporofit terdiri dari kaki, seta, dan kapsul.
ü  Sel-sel epidermis atas mengandung banyak kloroplas ,tetapi sel-sel dibawah rusuk tengah tidak mengandung kloroplas.
ü  Anggota ini ada yang homotalik dan ada yang heterotalik. heterotalik.Contoh:
1.      Pellia ephylla homotalik, menyerupai Marchantia hidup diatas tanah-tanah yang basah.
2.      Pellia calycina heterotalik, sporofitnya mempunyai setan yang panjang.


2.2 Yungermanninae (Acrogynae)
v  Talusnya sudah menyerupai batang dengan daun-daun.
v  Daun-daunnya tersusun dalam 3 deretan yaitu 2 deretan daun samping (daun lateral) dan satu deretan daun ventral (amfigastrium)
v  Rizoid tumbuh dari permukaan bawah daun ventral.
v  Anak bangsa ini terdiri dari 17 suku, diantaranya yang terkenal adalah suku Porellaceae atau Madotheacaceae. 
l  Marga  Porella
            Mempunyai ciri-ciri, diantaranya:
ü  Heterotalik
ü  Gametofit jantan biasanya lebih kecil dari pada gametofit betina.
ü  Gametangium terdapat pada cabang-cabang lateral yang pendek.
ü  Sporogonium terletak pada ujung cabang dan dilindungi oleh kaliptra, involukrum, dan periantrium.
ü  Pada lumut ini elatera pendek dan tidak ada elaterofor.