Selasa, 05 April 2011

OVARIUM

Ovarium pada hewan betina bertugas untuk menghasilkan sel telur. Pada kebanyakan hewan betina, bakal sel telur (germ sel) akan mengalami proses mitosis menjadi oogonia, proses ini berlangsung pada usia yang sangat dini (pada mamalia terjadi sebelum lahir). Hasil mitosis yang dikenal sebagai oosist akan memasuki tahap pembelahan secra meiosis. Tahap meiosis awal ini akan terhenti hingga masaa tertentu umntuk kemudian dilanjutkan jika hewan tersebut memasuki masa pubertas. Masa pematangan oosit akan dilanjutkan hingga terjadnya masa ovulasi dan dan tahap meiosis pertama selesai. Tahap meiosis kedua akan dituntaskan dan jika sel telur berhasil dibuahi oleh sperma. Jika proses pembuahan tidak terjadi, maka tahap meiosis kedua tidak akan dituntaskan dan sel telur yang belum sempurna tetap pembelahannya akan luruh.
Semua proses tadi berlangsuing didalam ovarium pada saluran telur. Pada proses pematangan sel telur, yaitu pada saat oosit mengalami tahap meiosis yang pertama, tentunya banyak dbutuhkan banyak nutrisi serta zat kimia lain. Semu kebutuhan tersebut dipenuhi oleh sel-sel somatis baik yang berada disekitar sel telur, maupoun yang berada jauh deri sel telur. Sel-sel somatis yang terleak di sekitar sel telur dikenal dengan sel folikel (halper sel). Sel folikel ini selain bertugas mengurus kebutuhan sel telur, juga memberikan perlindungan kepada sel telur dengan cara membentuk selput sel telur. Jumlah sel folikel yang megelilingi sel telur biasa digunakan untuk menentukan usia dari sel elur tersebut, sehingga dapat pula diramalkan kapan ovulasi akan berlangsung.
Selain sel folikel yang membantu menyediakan nutrisi bagi sel telur, sel-sel dari jaringan kelnjar pencernaan induk juga menyediakan stok nutrisi berupa protein, karbohidrat, dan lemak yang dikenal sebagai yolk. Pengiriman yolk dari jaringan pencernaan induk ke ovarium biasanya mel;alui aliran darah. Yolk ini sangat diperlukan terutama oleh hewan-hewan yang bertelur, yaitu hewan yang proses perkembangan embrionya berlangsung terpisah dari tubuh induknya. Pada hewan-hewan tresebut biasanya yolk diakumulasikan dalam jumlah yang banyak untuk mencukupi kebutuhan selama perkembangan embrio berlangsung.
.
Berdasarkan banyaknya yolk maka sel telur dari beberapa spesies dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu 1) sel telur yang mengandung banyak yolk dan tertimbun pada salah satu area yang disebut polylesithal. Keadaan ini dijumpai pada sel telur dari bangsa unggas dan sel reptil. Perkembangan zygot dari sel telur jenis ini dari telur sampai menjadi anak berada dalam sel telur dan sama sekali tidak mendapatkan makanan dari induknya, karena persediaan makanan (yolk) dapat mencukupi kebutuhan bakal anak tersebut, 2) sel telur yang mengandung cukup banyak yolk dan tersebar, tetapi banyak yang tertimbun di daerah vegetal dan sel telur ini disebut mesolesithal, keadaan ini pada sel telur dari bangsa amphibia dan pisces. Sel-sel telur yang dikeluarkan dari induknya masih belum mengalami fertilisasi, karena itu sekali pun sel-sel telur itu telah dikeluarkan dari tubuh induknya, tidak akan dapat berkembang menjadi individu baru sebelum mengalami fertilisasi dan 3) sel telur yang sedikit sekali atau hampir tidak mengandung yolk disebut oligolecithal. Keadaan ini dijumpai oleh sel telur dari bangsa mamalia dan manusia. Oleh karena keadaan yolknya demikian, maka perkembangan embrio sangat memerlukan jaminan dari induknya. Karena itu, perkembangan embrio dari bangsa ini berada didalam kandungan induk. Setelah berada dalam beberapa waktu tertentu induknya melahirkan. Kecuali pada Amphioxus, sebagai hewan pantai yang sedikit mengandung yolk pada sel telurnya.
Berdasarkan penyebaran yolk dalam sel telur, maka dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu: 1) sel telur tipe Isolecithal adalah sel telur yang mengandung yolk tersebar merata. Hal ini dapat dijumpai pada sel telur mamalia, 2) sel telur tipe Centrolecithal adalah sel telur yang mengandung yolk terkonsentrasi atau berkumpul di bagian tengah sel telur. Hal ini dapat dijumpai pada sel telur arthropoda dan 3) sel telur tipe Telolecithal adalah sel telur yang mengandung yolk berkumpul di salah satu kutub sel telur. Hal ini dapat dijumpai pada sel telur unggas.
Jumlah serta penyebaran yolk bisa digunakan untuk mengelompokan ini lahirlah isolestal, mesolistal, sentrolestal, dan megalesital

Sel telur pada berbagai jenis hewan mempunyai keragaman dalam hal diameter serta volumenya. Sel telur manusia berdiameter 1 mm, pada hiu diameter mencapai 6cm, sedangakn pada ostrich 8 cm.